Bisa
berjumpa dengan bidadari surga yaitu Al-Houri adalah karunia ilahi. Hanya orang-orang pilihan yang
diberi kelebihan ini. Beruntung nian orang yang mendapatkan kemuliaan bertemu
bidadari. Di antara mereka adalah Abu Sulaiman Ad-Darani.
Abu
Sulaiman Ad-Darani adalah seorang tabi’in yang menjadikan salat tahajud sebagai
mahar bidadari surga. Acapkali ia mendapatkan kenikmatan luar biasa tatkala
berkhalwat dengan Allah SWT. Kelezatan munajat itu melahirkan sebuah
kebahagiaan dan ketenangan batin yang merupakan puncak segala kebahagiaan.
Sehingga
pengalaman spiritualnya ini membuahkan kata-kata yang memiliki ruh spirit iman
yang akan selalu menghiasi referensi-referensi tentang indahnya qiyamullail
(salat malam). Katanya, “Sungguh kenikmatan yang dirasakan orang yang
bermunajat di kegelapan malam jauh lebih lezat dari pada kesenangan yang
didapatkan oleh orang yang suka bercanda dan berhura-hura.”
Hingga
pada suatu malam, ia bertemu dengan makhluk yang diimpikannya, bidadari surga yang
bermata jeli. Ia menuturkan kisahnya, “Ketika aku sedang sujud dalam qiyamul
lail, kantuk menyerangku hingga aku tertidur. Tiba-tiba ada bidadari datang
yang menggerakkan kakinya untuk membangunkanku sembari berkata menegur, “Duhai
kekasihku…., apakah kedua matamu bisa terpejam padahal Sang Raja, Allah Ta’ala
tidak pernah tidur untuk melihat orang-orang yang bertahajud di malam hari ?
Alangkah jeleknya mata yang lebih mementingkan tidur dari pada lezatnya
bermunajat kepada Dzat yang Maha Perkasa. Bangunlah. Sungguh kematian sudah
dekat dan orang yang bercinta bersua dengan orang yang dicinta. Lantas, apa
makna tidurmu ini ?”
Bidadari
itu melanjutkan kata-katanya, “Duhai kekasihku…., Duhai
sayangku….,Duhai permata hatiku…..,Apakah kedua matamu tidur padahal aku selalu
menantimu di tempat pingitanku selama 500 tahun lamanya ?”
Mendengar
teguran seperti itu, Abu Sulaiman Ad-Darani bangun dengan bermandikan keringat
dingin karena malu. Namun tutur kata bidadari yang indah nan manis selalu
terkenang dan terekam kuat dalam pendengaran dan hatinya, “Duhai kekasihku….,
duhai sayangku….duhai permata hatiku….” Kata-kata itu terasa indah dan nikmat
bagi orang yang mendengar dari kekasihnya, apalagi dari bidadari surga.

No comments:
Post a Comment